Oleh: Ahmad Rizal - Dir. Indonesia Justice Monitor
Adanya kerusuhan di beberapa
daerah di papua menyebabkan gonjang-ganjing isu referendum Papua makin
mengguncang opini nasional. Disintegrasi Papua ini memang sudah lama menjadi
perbincangan. Perlu kita ketahui bahwa Papua memiliki kekayaan alam yang tak
ternilai harganya. Hal ini menjadi dugaan kuat dibalik isu pelepasan Papua dari
wilayah Indonesia. Papua memiliki keunikan khususnya dengan kenampakan
pegunungan tinggi yang diliputi salju abadi di puncaknya. Pegunungan yang
ditutupi salju abadi ini adalah Pegunungan Maoke dengan bagian-bagiannya yaitu
Pegunungan Sudirman, Pegunungan Jaya Wijaya dan Pegunungan Sterren.
Secara fisiografis mulai dari
pantai, Papua terdiri dari rawa, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan
tinggi. Dua sungai utama di Papua yaitu Memberamo mengalir ke utara sementara
Digul mengalir ke selatan. Kedua sungai tadi pada bagian hulunya mendapat
sumber air dari cairan salju Pegunungan Maoke. Potensi sumber daya sungai untuk
pembangkit tenaga listrik sangat besar. Sumber daya air lainnya berasal dari
danau. Danau-danau itu antara lain Danau Paniai dan Danau Sentani. Kedua danau
ini merupakan sumber ikan bagi kepentingan penduduk. Sumber daya hutan Papua
masih sangat lebat dan hampir menutupi seluruh pulau. Sebagian hutan termasuk
tipe hutan tropik. Sebagian besar vegetasinya masuk tipe Australis begitupun
dengan hewannya. Komoditas seperti kayu, rotan dan burung-burung berwarna indah
menjadi potensi Papua yang unik. Di bagian selata Merauke juga terdapat
ekosistem rawa basah yaitu Wasur yang sangat unik. Hal yang paling utama kekayaan
Papua ialah tambang emas dan tembaga yang dikelola oleh PT. Freeport Indonesia.
Dari laporan keuangan Freeport McMorRan Inc periode 2017, Freeport Indonesia di
Papua tercatat memiliki 6 tambang. Di antaranya DMLZ, Grasberg open pit, DOZ,
Big Gossan, Grasberg Block Cave dan tambang Kucing Liar. Dari keenam tambang
tersebut, Grasberg Block Cave merupakan penghasil tembaga dan emas terbesar.
Cadangan yang ada di Grasberg Block Cave tercatat sekitar 963 juta metrik ton
dengan tembaga sekitar 1,01% dan kandungan emas 0,72 gram per metrik ton,
kemudian untuk perak tercatat 3,52 gram per metrik ton.
Kemudian tambang DMLZ menduduki
posisi kedua dengan jumlah 437 juta metrik ton dengan kandungan tembaga 0,91%.
Kemudian untuk emas 0,75 gram per metrik ton dan perak 4,39 gram per metrik
ton. Setelah itu tambang Kucing Liar berada di posisi ketiga yakni 360 juta
metrik ton. Dengan jumlah tembaga 1,25%. Jumlah kandungan emas di tambang ini
mencapai 1,07 gram per metrik ton. Kemudian untuk perak tercatat 6,48 per
metrik ton. Ada pula tambang DOZ yang memiliki cadangan sebesar 79 juta metrik
ton. Kandungan tembaga mencapai 0,54% dengan emas 0,54 gram per metrik ton dan
perak 0,76 gram per metrik ton. Lalu tambang Big Gosaan tercatat memiliki
kandungan 58 juta metrik ton. Jumlah tembaga mencapai 2,22%. Kemudian emas 0,93
gram per metrik ton dan perak 13,18 gram per metrik ton. Terakhir tambang
Grasberg Open Pit tercatat 34 juta metrik ton. Dengan konsentrat tembaga 1,29
gram per metrik ton. Kandungan emas di Grasberg Open Pit ini lebih besar
dibandingkan tambang lain yakni mencapai 2,64 gram per metrik ton dan untuk
perak mencapai 3,63 gram per metrik ton.
Kekayaan Freeport menurut Inalum
pada Juli 2018 yakni Cadangan emas US$42 miliar, tembaga US$116 miliar dan
perak US$2,5 miliar. Berdasarkan analisis tim riset CNBC Indonesia, cadangan
terbukti dan terkira di lapangan PTFI yang secara kasar bernilai Rp 2.400
triliun. Terdiri dari 38,6 miliar pound tembaga, 33,8 juta ounce emas, dan
156,2 juta ounce perak. Jika disetarakan dalam bentuk barang, kekayaan Rp 2.400
triliun ini bisa untuk membeli 2,4 juta unit mobil Alphard seharga Rp 1 miliar.
Atau jika ingin yang lebih mewah, ini setara dengan membeli 240 ribu unit mobil
Ferrari seharga Rp 10 miliar.
Jika panjang satu mobil Alphard
adalah 4 meter, maka saat dijejerkan perlu area sepanjang 9,6 juta meter atau
9600 km. Ini sama dengan jarak dari Jakarta ke Afrika, atau bisa jadi 40
kali untuk tumpuk Alphard sampai bulan yang berjarak 384 ribu
km. PT Freeport Indonesia telah mengeruk cadangan emas dan tembaga dari
Grasberg, Papua, sejak 1991. Dari total cadangan mineral di Tambang Grasberg
yang mencapai 3,8 miliar ton, sebanyak 1,7 miliar ton telah diambil
Freeport.
Menurut SVP Geo Engineering PT
Freeport Indonesia, Wahyu Sunyoto, jumlah cadangan emas dan tembaga yang
tersisa hingga tahun 2017 diperkirakan masih 2,1 miliar ton. Bahan galian
lainnya selain tembaga dan emas yang penting yaitu batu gamping dan lempung.
Batu gamping terdapat di daerah Misool, Niak, Jayapura dan Abepantai. Cadangan
batu gamping ini cukup besar dan dapat menjadi modal pembangunan Papua. Lempung
terdapat di Abepura dan baik untuk bahan baku semen. Selain itu juga diduga ada
kandungan Uranium di wilayah Biak. Memang belum diketahui berapa cadangan
uranium di sana. Namun tentu hal ini memberikan kekayaan alam papua yang tak
ternilai harganya. Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun,
berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium termasuk
ke actinide series (seri aktinida). Isotopnya digunakan sebagai bahan
bakar reaktor nuklir dan senjata nuklir. Uranium biasanya terdapat dalam jumlah
kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia).
Dengan kekayaan alam yang begitu
besar jangan sampai pemerintah membiarkannya lepas. Semestinya pemerintah
mengelola kekayaan alam itu dengan bijak demi kemakmuran rakyat, khususnya
rakyat Papua. Bukan malah menyerahkannya ke Asing. Apalagi "melepas
total" harta karun tersebut atas nama demokrasi.
No comments:
Post a Comment