Oleh : Abd. Latif
Telah beredar secara luas baik di
media masa, TV, radio, dan surat kabar. Bahkan viral diberbagai akun media
sosial seperti Facebook, WhatsApp, Tweeter,
IG, Youtube dan lain-lain, tentang munculnya kerajaan-kerajaan baru di
negeri ini. Seperti munculnya Keraton Agung Sejagat di desa Pogung Jurutengah,
Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ada juga Sunda Empire atau kerajaan
Sunda di Bandung Jawa Barat. Ada lagi Kekaisaran Nglipar di Gunung Kidul,
Jogjakarta. Dan diperkirakan akan muncul lagi Kesultanan Gantiwarno, dan bahkan
diperkirakan akan bangkit “Kekholifahan Kebonarum”.
Berdasarkan dari beberapa berita,
faktor munculnya beberapa kerajaan baru di awal tahun 2020 ini adalah faktor
ekonomi. Carut-marut ekonomi di negeri muslim terbesar dunia ini membuat banyak
orang berfikir upnormal. Tekanan-tekanan hidup yang begitu kuat menyebabkan
mereka kehilangan akal sehat. Bahkan diantara mereka ada yang mengakui sebagai
seorang Nabi Baru.
Bagaimana masyarakat tidak
tertekan, kebijakan-kebijakan yang diambil penguasa saat ini yang senantiasa
berpihak pada para pengusaha/pemilik modal daripada rakyatnya. Semua yang
menjadi kebutuhan pokok dan kebutuhan umum masyarakat diabaikan negara. Biaya
kesehatan yang semakin mahal, ikut BPJS pun ditekan dengan pungutan yang
semakin melambung dengan pelayanan yang buruk. Biaya Pendidikan yang semakin
besar walaupun konon dikabarkan gratis, namum fakta dilapangan justru
sebaliknya. Rasa aman dalam kehidupan seolah lenyap. Belum lagi tuntutan
fasilitas listrik, air dan kebutuhan pokok lainnya. Angka pengangguran semakin
meningkat, kemiskinan dan kebodohan semakin bertambah, bahkan hilangnya rasa
aman karena meningkatnya berbagai kriminalitas akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan secara layak. Disaat tekanan hidup yang kian kuat itulah, masyarakat
butuh pelarian, solusi dan penyelesaian.
Di saat pemerintah tak mampu
menyeslesaikan problem masyarakat yang semakin komplek, disaat masyarakat butuh
soslusi penyelesaian, disaat masyarakat butuh pendampingan dan pelayanan, namun
justru tak ada yang diharapkan. Saat itulah masyarakat mencari jalan
sendiri-sendiri untuk mempertahankan hidup dan keluarganya. Mereka berharap ada
kepemimpinan yang melindungi, mengayomi, meriayah kebutuhannya. Namun sampai
saat ini mereka belum menjumpainya. Sementara itu Jokowi selaku pemimpin negeri
ini juga tidak bisa diharapkan. Jangankan memberi perlindungan, solusi, atau
jaminan, justru dipemerintahannya kini rakyat diperas untuk kepentingan pribadi
dan partainya.
Kepercayaan rakyat semakin hilang
Bersama dengan berbagai kasus yang kian tak terselesaikan. Alih-alih
memberantas korupsi, justru Jokowi sendiri tersangkut beberapa kasus dugaan
korupsi. Alih-alih melindungi justru Jokowilah yang membuat beban semakin
tinggi. Alih-alih mengayomi, justru Jokowi sendiri yang mencekik rakyatnya
sendiri. Ditengarai dari pelampiasan inilah muncul kerajaan-kerajaan baru yang
diharapkan bisa memperbaiki tatanan kehidupan. Artinya masyarakat saat ini
sedang mencari sosok pemimpin alternatif yang sesuai dengan harapan mereka.
Jadi secara tidak langsung lahirnya
beberapa kerjaan-kerajaan itu tidak lain adalah sebagi pelampiasan harapan
mereka yang hilang. Tapi karena keterbatasan ilmu dan pemahaman, justru hal itu
menjadi problem baru yang perlu penyelesaian. Karena sosok pemimpin yang mereka
harapkan itu ternyata juga bermasalah. Tidak mempunyai kedaulatan wialyah,
tidak punya wewenang kebijakan, karena
masih dalam kendali Negara Kesatuan Repblik Indonesia (NKRI). Dan jika hal ini
diteruskan dapat dipastikan akan berusan dengan pihak-pihak yang berwenang
dinegeri ini. Lalu kemana mereka harus mencari solusi kepemimpinan ?
Sementara itu, islam telah membahas
dengan tuntas problem kepemimpinan ini. kepemimpinan ideal dalam islam adalah
dibaiatnya seorang Kholifah. Kholifah inilah yang akan bekerja sebagai
junnah/pelindung, pengayom, dan pembibing rakyat kenuju syurga Allah swt,
melalui tegaknya syariat islam secara kaffah. Kholifah bekerja berdasarkan
Alqur’an dan Assunnah sebagaimana yang pernah diterapkan oleh para
Kholifaurrosyidin. Yang dengan itu masyarakat dalam system khilafah hidup
rukun, damai, dengan kemakmuran dan keberkahan dari Allah swt. Dan saat ini
system ini telah menjadi perbincangan tidak hanya para ulama’ atau ilmuwan
bahkan masyarakat awam diberbagai pelosok desa. Walaupun dapat tantangan,
intimidasi, kriminalisasi dari rezim, ternyata sampai saat ini khilafah inilah
menjadi satu-satunya solusi yang logis dan sesuai fitroh manusia. Artinya
lambat laun tapi pasti, suatu saat system inilah yang menjadi system alternatif
bagi masyarakat yang saat ini sedang mencari sosok pemimpin. Lambat laun
masyarakan akan semakin sadar dan semakin berharap serta meraka akan Bersama berjuang
untuk tegaknya Khilafah.
No comments:
Post a Comment