Oleh:
Nindira Aryudhani, S.Pi, M.Si
(Koordinator
LENTERA)
Kasus
wabah corona di China menjadi buah bibir global. Publik pun mulai
terpolarisasi, antara hoaks dan realita, seiring begitu bablasnya informasi
seputar wabah tersebut. Entahlah. Yang pasti bisa dilakukan sekarang jelas
ikhtiar dan tawakkal, di tengah kebimbangan penguasa, apakah hendak tegas
menerapkan travel warning kepada China atau masih sok aman-aman saja.
Namun
demikian, yang semoga ini bisa sejenak meng-intermezo, saat kita bicara tentang
kelelawar selaku binatang tersangka utama penyebab wabah corona, kita tentu
ingat dengan tokoh imajiner Sang Manusia Kelelawar. Ya, Batman. Karena
bagaimana pun, ketika di China ternyata kelelawar bebas dikonsumsi, ini tak
ubahnya meruntuhkan image Batman sebagai seorang superhero.
Bagaimana
tidak? Lihat saja di Holywood, sudah banyak sequel Batman movie. Ada yang
berjudul “Batman and Robin”, “Batman Return”, dan masih ada yang lainnya. Pemerannya pun bukan selebritas
ecek-ecek. Semua aktor yang pernah berperan sebagai Batman adalah bintang
Holywood papan atas. Ini wajar, karena tokoh Batman alias Bruce Wayne juga
digambarkan sebagai sosok dengan kredibilitas mumpuni.
Batman adalah
tokoh fiksi pahlawan super yang diciptakan oleh seniman Bob Kane dan
penulis Bill Finger dan diterbitkan oleh DC Comics. Identitas asli
Batman adalah Bruce Wayne, seorang pengusaha yang kaya
raya. Bruce juga idola para perempuan cantik di Amerika.
Meski demikian, Bruce juga seorang yang dermawan, pemilik Wayne
Enterprises. Setelah menyaksikan pembunuhan orang tuanya ketika masih
anak-anak, ia bersumpah membalas dendam terhadap para penjahat, sebuah sumpah
yang digerakkan oleh rasa keadilan. Bruce melatih dirinya sendiri secara fisik
dan intelektual dan menciptakan kepribadian yang terinspirasi kelelawar untuk
memerangi kejahatan.
Batman
beroperasi di Gotham City, dibantu oleh Alfred
dan Robin. Tidak seperti pahlawan super kebanyakan, dia tidak memiliki kekuatan super. Ia
hanya menggunakan intelegensi, keterampilan
sebagai detektif, ilmu pengetahuan dan teknologi, kekayaan, ketangkasan fisik,
dan intimidasi dalam memerangi kejahatan. Jadi bayangkan, wahai para fans
Batman, ketika representasi idola anda ternyata hanya menjadi sup di China.
Mungkin
alur ini akan terlalu jauh jika ditarik hingga kepada perang ideologi. Namun
demikian, tetap harus ada opini yang kita persiapkan selaku makhluk akhir zaman
yang diberi amanah oleh Allah untuk menjadi Khalifah di muka bumi. Jadi artinya,
pada dasarnya pertarungan ideologi itu pasti terjadi. China dengan ideologi
komunisme dan Amerika dengan kapitalismenya.
Lantas,
apakah ini niscaya? Mengapa tidak? Jika kita mengamati perubahan yang terjadi
di berbagai belahan dunia, maka hal itu tidak dapat dilepaskan dari konflik
antarmanusia, antarsuku, atau antaragama. Konflik-konflik itu adalah sesuatu
yang wajar terjadi dilihat dari keragaman pemikiran dalam masyarakat. Namun
dari berbagai perubahan yang terjadi, perbedaan ideologi-lah yang mempengaruhi
perubahan tersebut.
Dengan
berakhirnya era Perang Dingin, sungguh ideologi kapitalisme yang dimotori
Amerika Serikat (AS) selalu berusaha menjadikan ideologinya sebagai landasan
berpikir bagi semua negara di dunia. Kecongkakan AS dengan kapitalismenya ini
bukan berarti tanpa perlawanan. Di beberapa negara telah terjadi kampanye
anti-AS, tak terkecuali negara-negara komunis seperti China dan Korea Utara.
Tersebab hal inilah tampak jelas bahwa persaingan ideologi telah melahirkan
suatu konflik yang berkepanjangan. Apalagi, setiap pengemban ideologi akan
berusaha untuk mempertahankan dan menyebarkan ideologinya ke seluruh penjuru
dunia.
Menyikapi
adanya potensi konflik akibat perbedaan ideologi, jika dikembalikan kepada
mandat dari Allah untuk menjadi Khalifah di muka bumi, maka di sini tentunya
kaum muslimin harus memiliki kesatuan ideologi untuk membangun kekuatan hakiki
mewujudkan mandat tersebut. Karena itu, ideologi itu tidak bisa diambil dari
luar Islam, sebagaimana ideologi kapitalisme dan komunisme. Ideologi yang
digunakan oleh umat Islam tentu saja ideologi Islam.
Setiap
muslim yang mendambakan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam Islam, tidak
memiliki pilihan lain dalam mengikatkan dirinya dengan orang lain, kecuali
dengan ikatan ideologi Islam. Sebagai sebuah ideologi, Islam pernah berjaya
selama belasan abad sejak masa Rasulullah ï·º hingga keruntuhan Daulah Khilafah
Turki Utsmaniy pada 1924 M. Sejak keruntuhan Khilafah itu, ideologi Islam tidak
pernah lagi diterapkan secara kaffah. Bahkan umat Islam sendiri banyak yang
tidak mengetahui bahwa agamanya adalah sebuah ideologi yang mampu menyelesaikan
segala problematika hidup, dengan kapasitas yang jauh melebihi kedua ideologi
yang lain tadi.
Mengapa
ini penting untuk dimengerti? Karena ketika umat Islam tidak memahami Islam
sebagai sebuah ideologi, maka umat pun akan keliru dalam menerapkan Islam di
masyarakat. Saat ada masalah yang muncul dalam masyarakat, sementara tidak ada
yang sanggup berijtihad sehingga masalah tersebut tidak bisa dipecahkan, maka
umat pun memandang Islam tidak lengkap. Akibatnya, mereka malah beralih kepada
ideologi selain Islam untuk memecahkan berbagai problematika mereka. Tak heran,
pada akhirnya umat Islam mencampuradukkan Islam dengan ideologi lain.
Jadi,
jika dikembalikan pada kontra realita tentang sup kelelawar yang “menghina” image
Batman, ini bisa diibaratkan sebagai sebuah konflik ideologis antara China
selaku pengemban ideologi komunisme dan AS selaku kampiun ideologi kapitalisme.
Lalu
harus ada di mana posisi umat Islam? Mari kita renungkan firman Allah Swt: “Janganlah
kalian merasa lemah lagi bersedih hati, padahal kalianlah yang lebih tinggi
kedudukannya jika kalian beriman.” (TQS Ali Imron [3] : 139). Serta sabda Rasulullah ï·º: “Islam itu
tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.” (HR
Ar-Rawiyani, Ad-Daruquthni, Al-Baihaqi).
Selama
kita meyakini bahwa Islam punya solusi, maka tak usah khawatir dengan apa pun.
Allah Swt pasti menolong dan meneguhkan kedudukan kita. Tak perlu terlalu
kerepotan memikirkan sup kelelawar atau runtuhnya image jagoan Batman. Tidak
usahlah kita ke mana-mana. Berikan solusi Islam terkait makanan sup kelelawar,
binatang liar lainnya, atau binatang yang sudah diharamkan oleh Allah, sehingga
tidak boleh dikonsumsi. Juga berikan solusi ketika kita begitu nge-fans kepada
Batman. Haruskah nge-fans, terlebih ia tokoh fiktif produk ideologi
kapitalisme? Jadi, tetap saja istiqomah mengemban ideologi Islam dan meyakini
bisyaroh kejayaannya melalui tegaknya kembali Khilafah 'ala minhajin nubuwwah.
No comments:
Post a Comment